BENCANA LONGSOR DI DESA GANTARANG KEC SINJAI TENGAH KAB SINJAI 2006 SILAM
selama 1 minggu hujan tak pernah berhenti warga desa gantarang yang umumnya petani sulit untuk melakukan aktifitas ternak mereka pun terancam kelaparan, langit tak pernah cerah, hanya mendung yang terus menyelimuti perkampungan penduduk yang berada di lereng gunung [PONRASA/PASSEA] yang jaraknya sekitar 130 km dari kota makassar dan 35 km dari ibu kota kabupaten, menjelang malam hujan pun semakin deras, listrik pun padam warga hanya menggunakan lilin dan lampu petromax sebagai alat penerang. malam itu jusman di undang untuk menghadiri acara keluarga di rumah tetangga sebelah dia pun berpikir sejenak, akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat, dengan menggunakan mantel dia beranjak menghampiri susuki tornado kesayangannya, selang beberapa menit mereka tiba acara makan pun di mulai, perut pun kenyang tapi pikiran gelisah dia bersandar di dinding sambil berfikir pulang atau nginap yaa... sementara dia orangnya paling takut jalan malam sendirian dia paling takut yang namanya kuntilanak, pocong, gundorowo dan sejenis itu hahahaa,,,,,, sedang hujan pun tak kunjung berhenti suara petir deselingi kilat bercampur suara gemuruh entah itu suara apa? tapi berfikir'' akhirnya dia memutuskan untuk pamit ternyata dia punya nyali besar malam itu, star tancap gas meskipun jalan di genangi air bercampur pasir kerikil yang sangat berbahaya bagi para pengendara yang melewatinya namun dia sangat mahir menunggangi susuki tornadonya, dan akhirnya dia merasa lega tiba dirumah dengan selamat,,,
malam semakin larut hampir semua warga di kampung itu tidak bisa tidur/istirahat dengan tenang, akibat suara hujan yang sangat berisik berpantul dari atap rumah mereka yang umumnya dari terbuat seng. sekitar jam 1 malam terdengar suara gemuruh dan hampir semua warga mendengar suara itu, sebagian diantara mereka keluar rumah ingin menyaksikan apa sebenarnya yang terjadi, ishak menyalakan lampu motor jupiternya z nya yang dia akui sorotan lampunya dapat menembus kabut hitam dan dia mencoba membuka pintu pagar rumah lalu menyorotka lampu motornya namun sorotannya saat itu hanya sekitar 2meter kemudian dia balik masuk kedalam rumah... paman pun demikian ingin keluar sebab dia mengira kalau suara gemuruh tadi adalah suara pondasi rumah bapak saya yang kena longsor sebab pondasinya baru selesai 2 minggu yang lalu tanpa berpikir panjang dia mengambil senter kesayangannya balon 6 volt dengan 8 batteray yang sorotan cahayanya bisa mencapai seribu meter, lalu mengambil keris andalannya dia mencoba membuka pintu rumah namu karena derasnya hujan cahaya senternya tak dapat menembus dia pun sangat antusias dengan niat ingin menolong saudaranya dengan bekal ucapan bismillah, tawakkalna ALALLAH, dia keluar suasana pun berubah menjadi panik saat dia melihat batu besar ditengah jalan yang ukurannya pas menutupi ruas jalan raya diapun berusaha untuk melewati namun karena derasnya air bercampur lumpur yang mengalir dari atas gunung sangat berbahaya untuk keselamatan dirinya, dia beranjak balik untuk minta bantuan, asri pun begegas keluar dia juga berusaha mencoba ingin menerobos aliran lumpur bercampur batu dan ranting-ranting pohon, paman yang melihat berusaha mencegah namun tidak terdengar karena suara gemuruh air lumpur, akhirnya paman mendekati dan membentak asri seraya berkata ''ELOKKO MATE'' yang artinya apakah kamu ingin cari mati, akhirnya asri pun sadar kemudian mundur, karena rasa panik mereka mencari jalan naik ke gunung ingin melihat dari jauh rumah bapak yang diduga kena longsor, namun tidak membuahkan hasil mereka pun kembali kerumah. menjelang subuh hujan mulai surut, terdengar suara minta tolong di sertai suara pentungan artinya keadaan darurat,,,!!!! terdengar suara teriakan dari sebelah utara kalau rumah yang di datangi jusman semalam kena longsor dan bagian rumah sama sekali tidak ada yang tertinggal sedikit pun, tetangga semuanya panik kemudian mereka berdatangan dan berusaha mencari tau keberadaan sang pemilik rumah, pencarian pun di lakukan dengan menggali tanah yang menimbun di sekitar tempat bekas rumah tersebut, sementara aliran lumpur belum juga surut, salah seorang diantara mereka mendengar suara dari balik lumpur tersebut mereka pun menghampiri dan melihat tangan yang bergerak-gerak kemudian mereka menggali sedikit demi sedikit kemudian mereka berhasil menemukan tubuh sang pemilik rumah dalam keadan dagu terbelah, dan seluruh tubuh berlumuran darah bercampur lumpur, kemudian di evakuasi kerumah pak RT pencarian pun terus di lakukan sebab kedua anaknya belum di temukan, sehari kemudian tim relawan dari PKS pun tiba di lokasi, menyusul para wartawan , desa gantarang menjadi sorotan media pada waktu itu baik media tv maupun elektronik... dan berikut gambar yang berhasil di abadikan:
para relawan berusaha menembus lokasititik longsor terparah
terus berjalan menuju lokasi tempat korban di evakuasi
jamal sebagai petunjuk jalan berusaha melintasi titik longsor tempat korban tertimbun
tim relawan tiba di rumah tempat korban di evakuasi dan memberikan perawatan medis
berfoto bersama sekaligus menghibur anggota keluarga si korban
sesaat sebelum korban di bawa ke tempat pendaratan helikopter
anggota TNI dan relawan menggotong korban
melewati titik longsor depan rmah paman
tim relawan PKS dan ABRI bergantian menggotong korban
tiba di lapangan tempat helikopter mendarat,
di lapangan kecil ini anggota TNI membentangkan tenda orange untuk memandu pilot helikopter yang segera mendarat, sebab sehari sebelumnya sang pilot kebingungan berputar-putar namun tdak menemukan lokasi dan akhirnya kembali ke markas
korban di evakuasi kedalam helikopter
selain untuk mengevakuasi korban helikopter juga membawa bantuan makanan, pakaian dan obat-obatan
sebelum berpisah untuk kembali melanjutkan pencarian korban yang lainnya TNI, wartawan,warga dan relawan dari PKS foto bersama
0 komentar:
Posting Komentar